Profil Desa Kutayu
Ketahui informasi secara rinci Desa Kutayu mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Kutayu, Kecamatan Tonjong, Brebes, mengungkap potensi besar di sektor agrowisata durian. Temukan informasi lengkap mengenai geografi, demografi, pemerintahan, serta peluang ekonomi yang menjadikan Kutayu sebagai desa agraris yang dinamis dan p
-
Sentra Agrowisata Durian
Desa ini merupakan pusat agrowisata durian yang signifikan, ditandai dengan keberadaan Kutaraja Farm, sebuah perkebunan luas yang menawarkan pengalaman wisata petik buah langsung dari pohonnya
-
Struktur Sosial yang Unik
Wilayahnya terbagi menjadi tiga krajan (RW) dengan karakteristik berbeda, termasuk adanya situs bersejarah lokal bernama Kalayudha di Krajan II dan pusat kehidupan religius di Krajan III
-
Pemerintahan Desa yang Progresif
Pemerintah desa aktif dalam mendorong pembangunan ekonomi lokal melalui pembentukan koperasi dan mengelola program pembangunan serta bantuan sosial secara terstruktur untuk kesejahteraan masyarakat

Desa Kutayu merupakan sebuah wilayah pemerintahan tingkat desa yang berlokasi di Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Terletak di jalur perbukitan yang menjadi transisi antara dataran rendah Brebes utara dan dataran tinggi di selatan, desa ini memiliki posisi strategis yang didukung oleh potensi sumber daya alam melimpah, terutama di sektor pertanian dan perkebunan. Keberadaannya tidak hanya sebagai unit pemukiman, tetapi juga sebagai penyangga ekonomi lokal dengan agrowisata durian yang mulai dikenal luas, memberikan warna tersendiri bagi lanskap perekonomian di selatan Kabupaten Brebes. Dengan memadukan kearifan lokal dan pengelolaan sumber daya yang terus berkembang, Desa Kutayu menampilkan wajah desa yang tangguh dan berdaya saing.
Geografi dan Batas Wilayah
Desa Kutayu secara administratif terletak di Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes. Luas total wilayah desa ini mencapai 612,50 hektare atau 6,125 kilometer persegi. Kontur tanahnya yang berbukit-bukit menjadi ciri khas utama, dengan penggunaan lahan yang terbagi secara proporsional untuk berbagai keperluan. Sebagian besar lahan dimanfaatkan sebagai area persawahan, perkebunan dan hutan produksi yang dikelola oleh masyarakat maupun Perhutani.
Secara geografis, Desa Kutayu memiliki batas-batas wilayah yang jelas dengan desa-desa tetangganya, yang menempatkannya pada posisi penting dalam interaksi sosial dan ekonomi antarwilayah.
Batas-batas administratif Desa Kutayu yaitu:
Sebelah Utara: Berbatasan langsung dengan kawasan hutan Perhutani yang masuk dalam wilayah Kecamatan Margasari.
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan wilayah Desa Tanggeran, Kecamatan Tonjong.
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Rajawetan, Kecamatan Tonjong.
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Watujaya, Kecamatan Tonjong.
Lokasinya yang diapit oleh kawasan hutan dan desa-desa agraris lainnya menjadikan Kutayu sebagai wilayah dengan iklim yang relatif sejuk dan tanah yang subur, sebuah modal alamiah yang menjadi fondasi utama bagi aktivitas pertanian dan perkebunan masyarakat setempat.
Demografi dan Kependudukan
Berdasarkan data Sensus Penduduk tahun 2020 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Desa Kutayu tercatat sebanyak 3.146 jiwa. Dengan luas wilayah 6,125 kilometer persegi, kepadatan penduduk di desa ini mencapai sekitar 514 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang moderat, di mana persebaran penduduk tidak terpusat di satu titik, melainkan menyebar di beberapa pedukuhan atau krajan.
Secara internal, struktur sosial masyarakat Desa Kutayu terbagi ke dalam tiga Rukun Warga (RW) yang biasa disebut krajan, yakni Krajan I, Krajan II, dan Krajan III. Masing-masing krajan memiliki karakteristiknya sendiri. Krajan II diketahui merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbesar, mencakup hampir separuh dari total populasi desa.
Di dalam komunitasnya, terdapat situs yang dihormati dan dianggap memiliki nilai sejarah penting oleh warga setempat, yaitu Kalayudha, yang terletak di wilayah Krajan II. Sementara itu, Krajan III dikenal memiliki nuansa kehidupan yang lebih religius, menjadi tempat tinggal bagi sejumlah tokoh agama dan ulama lokal. Komposisi demografis ini menciptakan dinamika sosial yang unik dan menjadi landasan bagi pembangunan sumber daya manusia di Desa Kutayu.
Pemerintahan dan Administrasi
Roda pemerintahan di Desa Kutayu berjalan secara dinamis di bawah kepemimpinan Pemerintah Desa yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa. Berdasarkan informasi terkini, jabatan Kepala Desa Kutayu dipegang oleh Bapak Masturo. Pemerintah desa berperan sentral dalam merencanakan dan melaksanakan program pembangunan, pemberdayaan masyarakat, serta pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan warga.
Kantor Kepala Desa menjadi pusat administrasi dan kegiatan pemerintahan. Di sini, berbagai program strategis dirumuskan melalui mekanisme musyawarah desa (musdes). Salah satu contohnya ialah Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) yang digelar pada April 2025 untuk membentuk Koperasi Merah Putih, sebuah inisiatif yang menunjukkan komitmen pemerintah desa dalam memperkuat struktur ekonomi kolektif di tingkat lokal. Selain itu, kegiatan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) secara rutin dilaksanakan untuk memastikan alokasi anggaran dan program pembangunan, seperti infrastruktur dan pemberdayaan, berjalan sesuai prioritas dan kebutuhan masyarakat.
Pemerintah Desa Kutayu juga aktif dalam menyalurkan program dari pemerintah pusat, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa. Pada Juni 2025, pemerintah desa telah melaksanakan distribusi BLT kepada keluarga penerima manfaat, yang menegaskan perannya sebagai garda terdepan dalam implementasi jaring pengaman sosial pemerintah. Secara kelembagaan, Desa Kutayu berada dalam wilayah binaan Puskesmas Kutamendala, yang bertanggung jawab atas pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakatnya.
Potensi Ekonomi Lokal
Perekonomian Desa Kutayu ditopang oleh sektor pertanian dalam arti luas, yang selaras dengan kondisi umum di Kecamatan Tonjong. Lahan subur yang terhampar di wilayah ini dimanfaatkan oleh sebagian besar penduduk untuk bercocok tanam padi di sawah serta menanam berbagai komoditas palawija. Namun daya tarik utama dan potensi ekonomi paling menonjol dari Desa Kutayu terletak pada sektor perkebunan, khususnya agrowisata durian.
Desa Kutayu, bersama dengan desa tetangganya, Rajawetan, merupakan bagian dari kawasan yang dikenal sebagai sentra durian berkualitas. Potensi ini telah dikembangkan menjadi sebuah destinasi agrowisata yang menarik bernama Kutaraja Farm. Nama "Kutaraja" sendiri merupakan gabungan dari nama dua desa, yakni Kutayu dan Rajawetan, yang menandakan kolaborasi dan potensi bersama. Didirikan sejak tahun 2003, Kutaraja Farm mengelola lahan seluas kurang lebih 31 hektare yang didominasi oleh pohon durian varietas unggul seperti Montong, selain jenis lokal lainnya.
Keunikan agrowisata ini ialah konsepnya yang menawarkan pengalaman petik dan makan durian langsung dari pohonnya. Pengunjung dapat menikmati kesegaran buah durian sambil berjalan-jalan di tengah rimbunnya perkebunan. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan nilai jual produk pertanian, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru di sektor jasa dan pariwisata. Keberadaan Kutaraja Farm menjadi bukti nyata transformasi ekonomi desa dari sekadar penghasil bahan mentah menjadi penyedia jasa wisata berbasis potensi alam. Selain durian, sektor ekonomi lainnya meliputi industri rumah tangga skala kecil yang, meskipun belum terdata secara spesifik, turut menyumbang pada perputaran ekonomi lokal.
Pariwisata dan Kekayaan Budaya
Daya tarik utama pariwisata Desa Kutayu tidak dapat dipisahkan dari potensi agrowisatanya. Kutaraja Farm menjadi ikon utama yang menarik pengunjung dari berbagai daerah, terutama para pencinta buah durian. Konsep wisata petik buah langsung di kebun memberikan sensasi otentik yang tidak ditemukan di perkotaan. Pengunjung tidak hanya membeli buah, tetapi juga mendapatkan edukasi mengenai berbagai varietas durian dan proses budidayanya. Atmosfer pedesaan yang asri dan pemandangan perbukitan hijau menjadi nilai tambah yang menjadikan kunjungan lebih berkesan.
Dari sisi kekayaan budaya, Desa Kutayu menyimpan warisan lokal yang dijaga oleh masyarakatnya. Salah satu yang paling menonjol yakni situs Kalayudha di Krajan II. Meskipun informasi detail mengenai sejarahnya masih menjadi bagian dari tradisi lisan yang diwariskan turun-temurun, keberadaan situs ini sebagai "tempat keramat" menunjukkan adanya nilai historis dan spiritual yang mendalam bagi masyarakat Kutayu. Situs ini berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai objek wisata budaya atau religi, asalkan dikelola dengan tetap menghormati kearifan dan keyakinan lokal.
Kehidupan religius yang kental, khususnya di Krajan III, juga membentuk karakter budaya masyarakat Kutayu. Tradisi keagamaan dan kegiatan sosial yang berlandaskan nilai-nilai spiritual menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas desa ini, memberikan fondasi yang kuat bagi harmoni sosial di tengah masyarakat.
Infrastruktur dan Layanan Publik
Pembangunan infrastruktur dasar dan penyediaan layanan publik terus menjadi fokus Pemerintah Desa Kutayu untuk mendukung kualitas hidup warganya. Di bidang pendidikan, desa ini telah memiliki setidaknya tiga unit Sekolah Dasar (SD), yaitu SD Negeri Kutayu 01, SD Negeri Kutayu 02, dan SD Negeri Kutayu 03. Keberadaan fasilitas pendidikan dasar ini memastikan akses pendidikan yang merata bagi anak-anak usia sekolah di seluruh wilayah desa.
Untuk layanan kesehatan, masyarakat Desa Kutayu mendapatkan akses dari Puskesmas Kutamendala. Sejak terjadinya pemekaran wilayah pelayanan kesehatan pada tahun 2009, Desa Kutayu menjadi salah satu dari tujuh desa binaan puskesmas tersebut. Meskipun belum memiliki puskesmas pembantu sendiri, jarak yang relatif terjangkau memungkinkan warga untuk mengakses layanan kesehatan primer, termasuk program posyandu untuk balita dan lansia.
Aksesibilitas jalan desa terus ditingkatkan melalui program pembangunan infrastruktur yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) maupun bantuan dari pemerintah kabupaten. Jalan yang memadai menjadi krusial untuk menunjang aktivitas ekonomi, terutama dalam pengangkutan hasil pertanian dan akses bagi wisatawan yang hendak berkunjung ke lokasi agrowisata durian. Fasilitas umum lainnya seperti masjid dan mushala juga tersebar di setiap krajan, berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat.